“oh
iya, kan Bima mahasiswa situ yah, kenapa gak aku Tanya Bima saja jalan kesitu,
ya itung-itung say hello”, fikir Stela. Ketika itu Stela akan mengunjungi
pameran di salah satu universitas negeri ternama di Jakarta, dan mengingat Bima
berkuliah disana, segera Stela menjadikan moment ini sebagai moment berharga
karena ia dapat mengobrol dengan Bima. Tidak fikir panjang Stela langsung
mengobrol dengan Bima, lama ya cukup lama sampai semuanya jelas. Hanya dengan
kejadian tersebut Stela begitu bahagia. Hubungannya dengan Bima kini membaik,
setidaknya obrolan itu dapat membuktikan bahwa Bima masih menghormati Stela,
Bima masih ingat dengan Stela.
Orang yang jatuh cinta diam-diam tau
dengan detail semua informasi tentang orang tersebut, ya itu hasil dari
stalking. Stela hampir tahu semuanya tentang Bima, sekalipun Stela jarang
bertemu bahkan tidak pernah lagi bertemu dengan Bima semenjak Bima menjadi
mahasiswa dan Stela masih di SMA. Tapi perbedaan itu tidak membuat Stela
kehilangan jejak lagi, ya karena Stela mengamati, dan memiliki rasa ingin
mencari tahu apapun itu yang pasti tentang orang yang di taksirnya. Setiap
acara sekolah dimana merupakan ajang pertemuan untuk para alumni juga, disitu
ada seseorang yang menaruh harapan agar Bima datang dan bisa bertemu dengannya,
seseorang itu tidak lain adalah Stela, Stela sangat mengharapkan itu.
Cinta diam-diam memenuhi catatan
Stela dengan perasaan hati yang tidak tersampaikan. Rindu, ia rindu sekali
melihat sepeda motor Bima, ia rindu melihat Bima secara diam-diam. Setahun ia
kehilangan kebiasaannya mencari sepeda motor berplat nomor F 5291 GJ, itu
karena Bima sudak tidak menjadi kakak seniornya lagi. Seperti penguntit kala
itu Stela. Seiring berjalannya waktu Stela akhirnya pun lulus dari SMA itu,
Stela tidak memilih kampus yang sama dengan Bima, bukan karena Stela sudah
tidak mencintai diam-diam Bima, namun kali ini ia harus memilihnya sendiri
tanpa iming-imingan bertemu Bima, dan ini Stela jadikan sebagai sarana untuk
move on. Akhirnya Stela berkuliah di kampusnya sekarang, tapi di balik itu
kegiatannya menguntit Bima masih sering ia lakukan, dan bahkan sejauh ini Bima
masih dengan pacarnya dan Stela masih single.
“gitu Nin si seseorang itu, lo
ngertikan? Miriskan yah Nin?” Nina terdiam mendengarkan dongeng sahabatnya itu,
“wah Nina bengong” kesal Stela ketika sadar bahwa sahabatnya melamun sejenak,
segera ia menggoyahkan badan sahabatnya itu sambil memanggilnya “Nin..Nin..” ,
akhirnya Nina terbangun dari lamunannya, “eh iya Stel, terus si seseorang
itu..” belum selesai Nina berbicara langsung di potong oleh Stela “Tau ah, bete
gue. Jahat nih” ujar Stela kesal, “yee bu bukan gitu, gue itu ngelamun baru
sebentar aja, itupun karna gue terhanyut cerita lo yang panjangnya ngabisin jam
kosong kita sampai istirahat” timpal Nina, “ iya dan sekarang udah saatnya kita
masuk kelas, kapten udah sms gue, dan elo tanpa sama sekali memberikan
tanggapan dongeng gue di pagi hari ini” ucap Stela kesal, Stela bergegas menuju
kelasnya. “Stel…Stel.. tuh kan dia gitu aja marah..” ucap Nina sambil
mengejarnya.
Merekapun masuk kelas, namun kali
itu mereka tidak duduk bersebelahan mungkin karena Stela masih kesal kepada
Nina. Dan beberapa jam kemudian jam kuliah pun selesai, Stela segera pulang
sendiri tanpa sahabat yang biasanya membututi dia. “ wah Stela betulan nih
ngambeknya” ujar Nina dalam hati. Sebenarnya Stela sudah tidak marah kepada
Nina, Stela hanya mengerjai Nina, dan bermaksud untuk mendatangkan Nina
kekostannya, karena Stela yakin ketika ia marah Nina yang paling pengertian dan
Nina selalu datang kekostannya walaupun mereka tidak pulang bersamaan. Stelapun
sampai di kamar kostannya yang tidak terlalu jauh dari kampus.
“Stelaaaaa…” teriak Nina dari luar.
“Nah kan bener tuh makhluk datang juga kan” ujar Stela puas. Nina masuk kamar
Stela tanpa ragu, namun Stela masih saja acting diam diam dengan Nina, “heh,
udah dong acting diam-diamnya, lo paling jago deh yang diam-diam, sampai cinta
pun lo diam-diam banget, ciee Bimaa” ledek Nina, “ ih lo kali ini emang betulan
nyebelinnya Nin” kesal sekali raut wajah Stela kala itu. “ah masa sih? Mana
fotonya Bima? Banyak dong pastinya? Mau liat gue katanya mirip rizky” sekali
lagi Nina meledeknya sambil meminta foto Bima, “Tau ah” semakin kesal Stela
sepertinya. “iya gue minta maaf deh, gue ngaku salah, udah dong ngambeknya, ga
seru nih” memelas Nina kepada Stela, “bukan seru ga serunya Nin, tapi ini
menyangkut hati nih” gumam Stela sambil menunjuk tepat di hatinya sendiri,”ciee
sewot, baikan dong ah” bercanda Nina sambil mengeluarkan bungkusan soto ayam dari tasnya yang ia bungkuskan dari
kantin tadi, soto ayam adalah kesukaan mereka berdua, “ah lo emang paling bisa
nih, ambilin mangkoknya dong” perinta Stela, “iya dong, gue” bangga Nina dan
kemudian mereka makan bersama dan berbaikan.
Di sela-sela makan sore tersebut
Nina meminta foto Bima, dan terkejut Nina ketika ternyata memang benar Bima
mirip sekali dengan Rizky. “Stel ini sih bagaikan pinang di belah dua Stel, kok
bisa sih?”ujar Nina, “entahlah Nin, gue aja heran dan tadi nih gue sempet send
picturenya Rizky ke Bima, dan kata Bima emang mirip banget, dan Bima juga
bilang gantengan Rizky, kalo kata gue sih ya gantengan Bima”jawab Stela dengan
panjang, “iya kata gue juga gantengan Bima, eh iya by the way gue mau
menanggapi dongeng lo pagi tadi Stel”, “ akhirnya Nin”ujar Stela lega. Makan
siang itu pun berakhir tanpa terasa, mereka menaruh mangkuk ke belakang dan
segera mengambil posisi yang enak untuk berbincang-bincang kembali.
“iya
Stel, jadi dari dulu lo belum pernah ada status pacaran sama dia ?” Tanya Nina.
“Belum
pernah Nin, dari dulu gue deket banget kayak di tempelin lem power glu, samapi
sekarang gue deketnya kayak di tempelin pake nasi alias dari deket banget
samapi ga deket banget belum pernah menyandang nyonya Bima gue Nin”,
“Miris
juga sih ya Stel?” Nina merasa iba.
“banget
Nin!” memelas Stela.
“yaudah
lo sabar aja ya Stel, kan kata lo mencintai tidak harus memiliki yah?” Nina
menasihati Stela.
“iya
Nin, selalu sabar gue” Stela mencoba tabah.
“eh
tapi Stel gue pernah baca bukunya bang Dikong yang Manusia Setengah Salmon di
Bab penggalauan dan katanya nih kalo orang yang bilang “mencintai tidak harus
memiliki” tuh, itu kata orang yang tidak pernah dicintai” ,ujar Nina yang
langsung menutupi tubuhnya dengan selimut karena sudah pasti Stela akan
mengelitikinya.
“Nina,
berhasil lo bikin gue kesel kuadrat hari ini” kesal sekali raut wajah Stela,
benar sekali dugaan Nina, langsung Stela menghantam tubuh Nina dan segera
mungkin mengelitikinya.
makan
sore, serta perbincangan sore itu pun selesai sudah tidak lama setelah Stela
balas dendam kepada Nina, karena Nina di telepon oleh ibunya untuk segera
pulang.
Oscar Wilde pernah menulis :
seperti
dua kapal yang berpapasan sewaktu badai, kita telah bersilang jalan satu sama
lain; tapi kita tidak membuat sinyal, kita tidak mengucapkan sepatah kata pun,
kita tidak punya apa pun untuk di ucapkan.
Itulah pengambaran dari orang yang
mencintai secara diam-diam ketika sedang berpapasan dengan orang yang di
cintainya. Banyak hal yang tidak mencapai akal sehat yang sudah di lakukan
Stela hanya untuk menikmati berpapasan dengan Bima. Sampai saat ini Stela masih
mencitai Bima secara diam-diam, di balik Bima yang sudah memiliki pacar. Di
dalam hatinya yang jahat Stela hanya menunggu Bima putus dengan pacarnya dan
Bima melirik Stela yang sudah lama menunggu Bima, seperti redanya hujan yang menunggu pelangi. Miris memang cinta diam-diam
ini namun mereka si pemilik cinta diam-diam tidak bisa berbuat apa-apa ketika
mereka tidak berani untuk mengungkapkan bahwa mereka menyukainya. Hanya satu
yang mungkin dilakukannya, menunggunya dan berdoa “Tuhan, jika dia jodoh ku, segeralah dekatkan kami, dan jika dia bukan
jodohku jodohkan lah dia dengan ku Tuhan” amin.
Semoga
Bima hadir untuk Stela tidak lama lagi, tidak seperti pelangi yang sejatinya
hadir setelah hujan namun kenyataanya tidak datang…
~TAMAT~
terimakasih banyak yang udah ngeluangin waktunya buat baca karya gue, ciaaa ini pertama kali nih bikin tulisan sampe 11 lembar, tepat di 4.419 kata .
thanks a lot
*pelukcium*
:*
Tidak ada komentar:
Posting Komentar